Sabtu, 28 Juli 2018
PROBEMATIKA DEDI KOBUZER
Namaku ihsanul fikri,boleh kalian panggil ihsan atau siapa saja yang penting aku suka. Mungkin kalian pernah mendengar namaku di televisi atau di Koran atau di internet atau di mana sajalah, kalau boleh sombong sedikit aku ingin berkata ’namaku lebih pasaran dari nama kalian,wihahahahahaha’. Tapi aku takkan mungkin bilang begitu pada kalian karna aku bukanlah orang yang sombong.ets,kok aku jadi nggak jelas kek gini sih.
Oke saat ini aku sedang menekuni hobiku di di warung sate didong yang terletak di daerah lereng marapi dan singgalang yaitu di koto baru. “APA kalian nggak tahu koto baru dimana?!!, oke biar digedein mapsnya, dan ternyata koto baru di Kabupaten Tanah Datar, ibukotanya Batusangkar kampung halamanku. Udah tauuu kan?? Kalo nggak tau pura pura tau aja yah. Eh malah jadi garing ya kalo gitu panggil aja aku mister garing,,,oke.
Mungkin diantara kalian ada yang bego karna asumsi kalian hobiku masak, tapi kalian yg bloon salah besar karna hobiku yang real adalah makan. makan bagiku bukan sekedar hobi tapi juga merupakan obesesi dan penyemangat hidup
Kalian orang yang berduit tentunya udah pernah mendengar tentang sate didong, sate yang tersohor sepanjang perjalanan marcopolo dari sabang sampe merauke, katanya sih dulu para pahlawan Indonesia mulai dari soekarno sampe pak jokowi(dia pernah makan sate didong tapi dia bukan pahlawan.jadi siapakah dia?!!). Saat ini aku sedang menikmati pak dedi kobuzer yang namanya sama-sama pasaran kaya aku sedang meracik sepiring sate daging didong, tapi yang menarik bagiku bukanlah dedi kobuzer ini tapi sejarah ia memulai bisnisnya. Mau denger nggak??,ah jujur banget kalo gitu baca aja nih cerpen sampe habis, hehehehehe.
Cerita sebenarnya di mulai dari bawah ini:
Kalau bukan karna permintaan istrinya dedi kobuzer tak akan mau berhenti dari pekerjaanya, ia telah bekerja sebagai tukang sate keliling selama 20 tahun bahkan ketika mengucapkan ijab qabul pada pernikahanya dengan maimun istrinya dengan mahar sepiring sate daging lengkap dengan kuah kacang special,, tapi sekarang ia harus memilih gerobak sate atau ditalak istrinya. Jujur kalo tidak iba hatinya meninggalkan istri dan dua orang anaknya ia lebih memilih menarik gerobak sate daripada menjadi seorang pengguran.
Dulu sekali ketika awal permulaan ia memulai bisnisnya menjadi seorang penjual sate ia bersumpah, kala itu bahwa ia tak akan menggunakan tanganya selain dipergunakan untuk berdagang sate, baginya lebih baik menjadi pengguran dari pada tidak menjadi tukang sate sama sekali, menjadi penjual sate memang adalah cita cita Dedi Kobuzer sejak masih orok, ketika ia kecil setiap hari ia tak pernah absen memakan daging sate karna ayahnya sama persis dengan dirinya dua hari yang lalu sama-sama seorang tukang sate keliling.
Dua hari yang lalu ketika ia mangkal di tempat biasa ia mangkal berjualan sate yaitu di sebuah SD (Sekolah Dasar) di kampungnya. Istrinya “Maimun” (nama istrinya) entah karena apa mendatanginya dengan amarah yang meluap-luap, maimun datang dengan membawa serta sapu lidi pendek yang biasa ia pergunakan untuk membersihkan halaman rumahnya yang selalu di kotori oleh taiiik entok-entok (bebek jawa) milik tetangga.
“Kau harus pulang sekarang juga,,, sudah satu minggu kau meninggalkan anakmu!!!”. Bentak maimun.
“Tapi danging sateku masih banyak maii,, ”rengek dedi kobuzer .
“Peduli setan dengan satemu pulang atau kita cerai,.ancam maimun sambil mengacungkan sapu lidinya,nafasnya tersengal-sengal menahan amarah.
“Oke aku akan pulang tapi tunggu sebentar pelangganku banyak yang ngantri tuh”, tunjuk dedi kobuzer kepada anak SD yang mengerumuni gerobak satenya.
Dengan marah yang kni meledak maimun memukul-mukul sapu lidinya ke badan gerobak sate dedi kobuzer hingga membuat anak SD itu berlari tunggang-langgang karna takut melihat maimun yang murka”sekarang gangguan telah ku usir”, ucap maimun tersenyum sinis.
Ia hanya pasrah ketika istrinya menyeretnya pulang dengan telinga dijinjing maimun, tak malu ia ketika dilihat oleh orang yang berselisih di tengah jalan,mungkin karna telah biasa.
Sesampai dirumah dengan tatapan kosong di bangku muka rumahnya ia bertanya pada istrinya.”yang kau bilang tadi hanya becanda kan??”.
“tidak abang ,aku serius kau harus berhenti jadi tukang sate lagi pula uang tabungan kita cukup banyak untuk bertahan hidup setidaknya sampai kedua anak kita telah pandai membuka resleting pria “
Mendengar ucapan istrinya dedi kobuzer berlari lari kecil dari teras rumahnya sampai ke kamarnya dengan isak tangis yang tak tertahankan.
# # #
Setelah 7 hari mengurung diri di kamarnya semenjak ia nganggur setelah berhenti menjadi tukang sate ia memutuskan untuk keluar katanya sih cari angin dan ternyata maimun mengizinkanya, saat telah keluar rumah. Ia tak tahu harus berbuat apa maka ia hanya mengikuti insting liarnya seperti orang gila yang sedang berkeliaran atau ia hanya pura2 gila tak ada yang tahu waktu itu kecuali dirinya sendiri, kini ia bergaya seperti ia biasa mendorong gerobak sate nya dan meneriakan yel-yel khasnya ketika dulu masih menjabat sebagai tukang sate “saaaaaaat,,,teeeeee,,,,saaaaaate,ah aha aha ,,,,sate-sate,,,sate DIDONG (nama sate dedi kobuzer).
Bagi maimun tak menjadi persoalan kalo dedi kobuzer bekerja sebagai tukang sate malahan lebih baik karna tukang sate tidak hanya mengisi perut anak bini saja tapi juga memberi makan orang berduit bahkan maimun terpincut cinta tukang sate itu ketika dedi berjualan sate ke rumahnya.
Ada beberapa hal yang membuat maimun melarang suaminya untuk berjualan sate. Pertama., beberapa tahun terakhir dedi kobuzer menggunakan bahan-bahan tak layak untuk satenya seperti beras raskin dari bulog, formalin/boraks, serta bumbu dapur yang di dapatnya dari sisa-sisa pedagang di pasar yg tentunya telah membusuk. Kedua, gara-gara menggunakan bahan pengawet dan bumbu tak layak di konsumsi ia dua kali masuk buih. Ketiga, dedi kobuzer pantang pulang jika satenya tak habis dan waktu paling cepat bagi satenya adalah selama 1 minggu sehingga dedi kobuzer digelari bang toyib oleh para tetangga dan selalu menjadi trand topic gunjingan tetangga.
Telah satu minggu Dedi kobuzer bergaya menjadi tukang sate,ia akhirnya menghentikan kerja yang sia sia itu dan kembali pulang,penampilanya yang rapi saat pergi jauh berbeda ketika bang toyib yang satu ini kembali pulang ke rumah,rambutnya sekarang menjadi gondrong hingga menutupi matanya dan mirip dengan ijuk di sapu, pakainya robek hingga memperlihatkan badanya yg dulu sixpack kini menjelma seperti rak piring terlihat sangat rentan dan giginya yang seminggu yang lalu masih onpong satu sekarang telah ompong tiga di depan pula ompongnya dan bau badanya yang biasa berbau sate sekarang baunya mirip taiiik sapi.
# # #
“Di tempat praktek perdukunan ini tak aka nada yang bisa menyembuhkanya, kegilaan hanya dapat di sembuhkan oleh cinta dan yang dapat menyembuhkan suamimu tercinta hanyalah satenya,cinta istri dan orang-orang terdekatnya tak akan membantu banyak”. Jelas pak mantri salah seorang dukun terhebat di kampung mereka prihatin.
Penjelasan dukun santet itu hanya di jawab anggukan ringan tak bersemangat oleh maimun, tanpa permisi ia pulang kembali kerumahnya sambil menggenggam erat tangan suaminya tak peduli sebau apapun suaminya, memang istri istri yang baik komentar orang2 yang melihanya.
Sesampainya di rumah maimun melayani dedi kobuzer seperti ia melayani suaminya itu ketika honeymoon dulu,melayani dengan cinta dan kasih saying yang tulus ,perlakuan yang jarang di berikan wanita cantik yang terkenal tomboy itu,maimun memandikanya dengan air hangat hingga kuman-kuman yang melekat pada tubuhnya yang renta hilang seketika saat mandi maimun juga memotong bulu-bulu yang kian memanjang akhir minggu ini mulai dari rambutnya yang gondrong hingga bulu kakinya yang lebat.
Setelah mandi tak lupa mendandani suaminya dengan memakaikan jas hitam yang dipakai dedi kobuzer ketika perkawinannya dengan maimun dan yang paling penting adalah maimun mnyemburkan wewangian beraneka macam sehingga dapat menetralkan bau yang masih tersisa dari tubuh dedi kobuzer lalu maimun entah apa yang dipikirkanya menegurung dedi kobuzer di kamar mereka yang telah di sulap menjadi kamar pengantin oleh kedua anak mereka yaitu tini sang sulung berusia 10 tahun dan dini si bungsu berusia kurang lebih 7 tahunan. Setelah semuanya di anggap telah tuntas maimun pun meninggalkan rumahnya, entah kemana perginya ibu tomboy dengan dua anak itu.
Sore harinya maimun pulang kembali kerumahnya, dengan nafas berat tersengal sengal ia lari menuju kamarnya bagai babi yang di kejar anjing,, hari ini adalah hari terberat sekaligus hari yang melelahkan bagi maimun, saat sampai di depan pintu rumahnya ia mengambil nafas sebanyak banyaknya lalu sok berjalan santai menuju kamarnya padahal anaknya melihat dadanya yang naik turun menandakan ibunya tadi pastilah sedang melakukan olahraga yang berat hingga kecapekan seperti itu keringat membasahi tubuh ibu mereka.
Ketika membuka pintu kamar maimun terpana melihat suaminya yang mencoba tersenyum ke arahnya. Tapi, maimun tahu dimata coklat tua suaminya itu menyimpan sedih dan kerinduan yang ia rasa bukan terhadapnya melainkan pada satenya.
Maimun menghampiri dedi kobuzer uang saat itu sedang duduk di pinggir dipan kasur ia memilih duduk disamping suaminya, seperti tak mengenal satu sama lain juga sepertinya mereka telah melupakan kebersamaan mereka dulu, tapi apa benar demikian?!!. Siapa yang tahu dengan hati mereka, saat ini mereka tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. “Kalau abang benar benar ingin menjadi tukang sate keliling lagi aku mengizinkan tapi ada syaratnya abang”, tawar maimun memecah kebisuan diantara mereka.
# # #
“Dinda seriuskah dinda dengan ucapan dinda?!!, tanya dedi kobuzer setengah tak percaya. ”Tapi apa syaratnya dinda?!!. Tanya dedi kobuzer lagi tak ingin jika maimun nantinya berubah pikiran.
Maimun serasa ingin muntah melihat wajah suaminya saat ini,, menurutnya malam ini adalah wajah paling bloon milik suaminya, aku rasa kalian akan merasakan hal yang sama dengan maimun jika melihat tampang dedi kobuzer, kepala yang telah digunduli habis-habisan oleh maimun bersinar terang, setengah wajahnya mengembangkan senyum dengan kulit kencang, sehingga terlihat 20 tahun lebih mudah. Sedangkan wajahnya yang setengah lagi terlihat keriput dengan bibir yang melongo kaya orang bego sedangkan kedua matanya digenangi oleh air mata.
Pertama, abang tidak boleh menggunakan bahan-bahan yang rusak. Kedua, abang setiap hari harus pulang dan selalu tidur di sampingku, habis atau tidak habis satemu kau harus segera pulang”.tukas maimun antusias tapi ia tetap tak berani menatap wajah suaminya mengemaskan itu.’
# # #
Malam semakin menghitam gelap kelabu sedikit kecoklatan semua lampu tetangga telah di matikan, hanya sebuah lampu yang hidup malam itu yaitu lampu kamar dedi kobuzer karna dedi memang tak bisa tidur kalau lampu dimatikan. Ia berbaring berhadap-hadapan dengan maimun ,istrinya langsung tidur setelah tadi ia mengizinkan dirinya untuk berjualan sate lagi. Kata kedua anaknya memberi tahu bahwa ibunya tadi sore baru pulang setelah menjemput gerobak satenya yang di amankan satpol pp kira-kira 2 minggu yang lalu.
Ia menatap kagum melihat wajah istrinya yang dianggapnya awet muda karna sampai sekarang pun istrinya yang telah berumur kepala tiga itu masih terlihat seperti gadis remaja, lama-lama menatap istrinya seperti itu ia menangis tersedu-sedu karna telah menyadari bahawa ia telah menyianyia-nyiakan istrinya dan kejam terhadap keluarganya. ”Nguuuuu,,,,,,,,,,nguuuuuu, pasti selama ini istriku kesepian dan anak-anaku merindukan sosok ayah, nguuuu,,,nggguuuuuu aku memang laki-laki tak berguna. “Tangisnya membahana keseluruh mata angin seperti lolongan anjing di musim kawin tapi ajaibnya dapat ditahan dan dipantulkan kembali ke telinganya oleh tembok rumahnya yang anti bocor.
Saat tangisnya telah berhenti mengerik bagai suara jangkrik, satu ide yang tak terbayangkan muncul di otaknya yang mulai mencair kembali oleh air matanya yang panas. ”Kenapa tak terpikirkan olehku dahulu, mungkin karna aku dulu sangat bodoh tapi sekarang aku telah jenius, hahahahahahahaha,,, zihahahahahhahaha, shishishishishishsihi, wihahahahahahahaha, kwwkkwwkwkwkkwwkkw”, tawanya lepas bagai pembeli yang berdatangan membeli satenya.
Idenya hanya biasa saja tapi mungkin karna ia hidup saat rezim kebodohan merajalela di Indonesia ia merasa benar-benar sangat jenius, ide yang ia anggap sangat brilant itu adalah membuat warung sate di muka rumahnya.
# # #
Disinlah aku (ihsanul fikri ) sekarang di warung sate didong si pak tua dedi kobuzer, telah selesai menikmati sate yang terkenal nikmat itu, bagi orang awam seperti kalian rasa sate ini mungkin sangat nikmat tapi bagi pecinta kuliner sepertiku rasa sate itu masih kurang selevel dengan lidah ku yang setingkat dibawah dewa pencicip makanan.
Aku berdiri setelah mencoret sebuah daftar keinginan makanku hari ini pada sebuah buku note kecil dan meletakan beberapa lembar uang ribuan di atas meja makanku tadi dalam hati aku bergumam”entah mengapa aku merasa lebih menikmati sebuah sejarah masakan dari pada masakan itu sendiri”. Untuk 30 menit kedepan aku harus pergi ke tempat kuliner selanjutnya atau tidak perut ini akan mengamuk lagi.
Selesai
Created by : eflius eldini(mc_attack)
Author : ihsanul fikri(mr_prince)
Editor : hoesnoel amrie(mr_ha)
Ditulis oleh Ihsanul Fikri jurusan PK (Program Khusus) salah satu siswa di MAN PK /MAN Koto Baru Padang Panjang sebagai tugas akhir semester 1 mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan judul cerpen ”PROBLEMATIKA DEDI KOBUZER”.
Orang boleh pandai stingginya,tapi ia akan hilang di masyarakat dan dunia bila ia tak menulis.menulis adalah bentuk kecil dari kebadian
= pramoedya ananta toer =
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar